#JurnalFoto - Dokumentasi dalam Hitam Putih

11:21:00 AM 0 Comments

Hai!

Setelah agak lama vakum menulis, di musim liburan ini akhirnya saya berkesempatan untuk menulis lagi jurnal foto ini. 

Biasanya setahun sekali saya juga ikut tradisi pulang kampung ke kota kelahiran ibu saya, tapi tahun ini saya tidak pulang kampung. Jadi, pada kesempatan kali ini saya mau berbagi sedikit dokumentasi yang saya ambil di awal libur Lebaran, yang saya isi dengan kegiatan persiapan salah satu event di organisasi kepemudaan gereja... Dalam hitam putih...

Latihan Tari Tamborin
Foto-foto yang akan saya tampilkan ini saya ambil tanggal 5 Juli yang lalu, siang hari sekitar jam 12 di Gereja. Pada foto di atas adalah teman-teman pemuda yang sedang berlatih tari tamborin; yang sedang menari adalah pelatihnya dan yang duduk-duduk adalah peserta tarinya. Saya mengambil foto ini menggunakan mini tripod yang didirikan setinggi lutut orang dewasa, sehingga menghasilkan foto seperti ini. Sengaja saya ambil dari sisi rendah dan focal length yang kecil untuk memperlihatkan seluruh ruangan. Pada post processing saya menggunakan filter bawaan dari software pengolah foto, yaitu filter hitam putih dengan high contrast pada channel warna merah (Black and white red filter). 

But I think, it's too contrast...  

Gerakan Dasar Tari Tamborin
Masih sama dengan foto sebelumnya, foto ini saya ambil dari sisi depan dan saya posisikan tripod masih setinggi lutut orang dewasa, namun saya taruh di atas altar gereja untuk permukaan yang lebih tinggi. Pada post processing saya masih menggunakan filter yang sama dengan foto sebelumnya. :)

Gantian pelatihnya yang duduk-duduk...

And the last one is this photo...

Coach said "Poin"
Foto ini saya ambil pada saat pelatih sedang memberikan contoh kepada peserta tari, salah satu gerakan dasar dalam tari tamborin. Hal yang paling sering dikatakan pelatihnya adalah "Poin", yang maksudnya, gerakan salah satu kaki melangkah kedepan dengan kaki sedikit diangkat tetapi tidak dihentak (itu yang saya tangkap dari pelatihnya...). Melihat foto ini sepertinya saya mengambil di saat kaki sudah tidak jingjit (diangkat) lagi dan pelatih tari mengatakan poin...

Inilah sedikit foto dokumentasi yang saya ambil pada kegiatan siang kemarin. Sebenarnya saya ambil foto ini dalam mode warna, tetapi saya edit hitam putih pada saat post processing. Alasan saya mengubahnya ke warna hitam putih adalah saya ingin setiap yang melihat foto ini hanya fokus pada kegiatan atau aktivitas di dalam foto saja, sehingga cerita yang ingin disampaikan dari foto ini tersampaikan. Saya punya pemahaman bahwa mata manusia normal secara default akan mencari atau terfokus pada warna terlebih dahulu, apalagi warna yang kontras. Warna warni pada foto menjadi visual yang mewakili keadaan sebenarnya saat foto tersebut diambil. Lalu bagaimana dengan hitam putih?

Bagi saya pribadi, warna monoton seperti hitam putih pada foto akan memancing setiap orang yang melihatnya hanya fokus pada kegiatan yang divisualisasikan pada foto, sehingga menghasilkan foto yang bercerita. Berbeda dengan foto berwarna yang akan membuat orang yang melihatnya fokus ke banyak titik, apalagi ketika ada warna kontras yang menjadi warna kesukaan pribadinya.

Ya, sudah menjadi rahasia umum bahwa foto dengan warna hitam putih kurang menarik bagi sebagian orang karena monoton dan tidak bisa menceritakan visual keadaan yang sebenarnya pada saat foto tersebut diambil. Tetap bergantung pada selera...

Bagi saya pribadi, foto berwarna yang saya edit menjadi hitam putih adalah untuk menceritakan visual dari foto tersebut dan lebih mengeluarkan karakter dari subjek atau objek foto, agar setiap pemirsa (orang yang melihatnya) menjadi lebih fokus kepada cerita visual yang ingin disampaikan.

Itu saja yang bisa saya bagikan pada posting kali ini. Semoga pemahaman saya tentang foto hitam putih bisa diterima dan mungkin ada yang sepaham dengan saya bisa berbagi juga foto-foto liburannya dalam versi hitam putih...

Keep your life colorful and happy holiday!

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 comments: